Kamis, 17 Desember 2009

asap-asap itu bernama praduga

Ketika seseorang selalu menggaungkan kejujuran, bagaimana sesungguhnya ia mengaplikasikan dalam kehidupannya?
Ketika seseorang selalu menekankan kesetiaan, apakah orang tersebut sudah pasti menghargai sebuah hubungan?
Ketika keterbukaan tak lagi ada, masih adakah pengertian yang dapat dipahami?
Ketika kejanggalan itu selalu muncul, haruskah rasa penasaran itu hadir?




Ketika idealism telah memudar bersama iringan generasi, prilaku seseorang bisa saja berubah 180O. Perubahan kecil itu tampak oleh saya, mungkin ini hanya sepenggal rasa yang salah. Belum saatnya untuk saya mencari tahu kebenaran, entah rasa takut akan kecewa mungkin telah menjalar pada batang tubuh saya ataukah saya tengah berfikir ini merupakan sesuatu hal yang tidak penting. Akan tetapi jarak sudah tampak berbeda, Berfikir positif dan berusaha tidak emosional sudah seharusnya saya jalani.
Jika ada sesuatu yang kamu khawatirkan dan itu mengindikasikan kepada kabar yang buruk seperti suatu kebenaran yang telah dikalahkan oleh Kemunafikan! apakah kmu akan mencaritahu apa itu semua? atau kmu akan berdiam diri saja sehingga kmu berfikir bahwa lebih baik tidak mengetahuinya sama sekali?
Tetapi, ketika praduga sudah terungkap, walalu pun konteksnya mengecewakan itu tandanya saya sudah siap dengan segala hal yang akan terjadi di dalam kehidupan saya. ESOK ITU DI DEPAN DAN LAYAK UNTUK DI PERJUANGKAN.


1 komentar: