Rabu, 11 Agustus 2010

Menanti Fajar Naik Keperbatasan

Menanti fajar, naik ke perbatasan. Masih di tempat yang sama, Desa Sindangsari Kecamatan Cimerak, Ciamis. Duduk di kursi rotan tua diantara dua bangungan yang saling berhubungan dengan melempar pandangan ke pematang sawah kemudian memantulkan lamunan. Pikir saya, saya akan merindukan sebuah momen yang terekam menjadi sebuah memori indah untuk berbagi juga dikenang. Kisah yang terjadi dalam tempat tinggal yang sama, memberikan warna dan pengalaman yang baru untuk dinantikan kembali kedatangannya. Kondisi watak dan pandangan berbeda menjadikan sebuah penilaian terhadap karakter itu menjadi bijak. Memberi  tanda bahwa kita harus dapat bercermin bagaimana diri kita sebenarnya lalu bagaimana kita dapat menerima kehadiran sosok yang baru untuk dapat akrab dan saling menjaga perasaan.
Waktu telah menunjukan Pukul 06.10 WIB, dua anak kecil di ujung gerbang  sana meneriakan kata “teteh” menjadikan saya lebih berarti, lebih dekat dan mendapatkan pengakuan. Sapaan ringan, candaan yang sederhana dan prilaku yang bersahaja serta keramahan menjadi sebuah rasa yang tidak ingin ditinggalkan begitu saja.
Membutuhkan waktu 30 hari untuk dapat mengalami kejadian demi kejadian. Seperti potongan gambar dari sebuah film, semoga ini bagian dari sekenario yang diharapkan.
Disini, pengalaman kehidupan pun bertambah, dimulai dari sosialisasi dan berakhir dalam sebuah kenangan. Semoga tak sekedar pengalaman melainkan menjadi bekal kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya, sampai jumpa warga Desa Sindangsari. Berkat pembelajaran di sana, saat ini saya dapat mengenal kehidupan bermasyarakat.. J