Kamis, 14 Januari 2010

MENEMUKAN DUNIA DI DALAM DUNIA


Inilah dunia saya, sejenis rasa yang memiliki massa.
Tidak banyak yang saya harapkan dari dunia ini. Hanya tertawa yang bukan hanya dikelilingi manusia, tetapi juga nafas.
Dunia yang jenaka, dunia panggung sandiwara, selalu berpura-pura.
Tidak peduli bentuk candaan conventional atau pun unconventional.
Sebatas sinetron di televisi.
Hanya ada beberapa peran untuk memainkannya tanpa terlalu berpengaruhnya peran pembantu.
Dunia begitu sempit, terhimpit dalam tumpukan nafas selanjutnya bergesekan dalam tawa. Hanya ada manusia, tawa, nafas. Inilah saya yang menemukan dunia di dalam dunia.

Jumat, 08 Januari 2010

ya, itu kucing saya!


Disuatu pagi, diakhir tahun.. di depan pagar tetangga saya melakukan sebuah percakapan singkat. Ketika sedang berbincang, sang kucing melintas di hadapan saya dan rekan saya (sebut saja dia bunga).

   
Bunga : “sumpah, tuu kucing nyebelin banget!!”
Saya : “emang kenapa bung?” (pertanyaan yang konyol, karena saya tau jawabannya)
Bunga :”iya kelinci saya mati dua ekor di tangan kucing itu! Kesel ihh.”
Saya : GLEK. “ohh, maaf bung, kucing yang tadi lewat itu kucing saya!” Hehe..
Bunga : “….”
Saya : “pamit yaaa.. daaaaa?!”
Bunga : “oii, nyawa dibayar nyawa..”
Saya : “ini mah berlaku hukum alam, yang kuat yang bakal bertahan.” (sambil berlalu pulang ke rumah.. hhe)
"wajah pelaku utama pembantaian"
Wkwkwkwk. Parahhh, emang parah banget, kucing saya emang pernah makan kelinci dia, pas bertepatan hari ulang taunnya bunga deui. Pagi-pagi udah dapet surprise dari kelinci kesayangannya yang mati secara tragis di tangan seekor kucing yang sangat culun. Hahahaha..

Kepadanya, saya memohon maaf. Semoga arwah dua kelinci yang telah tiada tidak akan menghantui kucing saya. Dan kepada bunga, semoga anda dapat tegar dan sabar setiap melihat kucing saya ngageboy di halaman rumahnya. :D